Inovasi Gula Antioksidan Pertama ke Tanah Air yang digunakan Low Glycemic Index

JAKARTA – Informasi Balitbang Kemenkes 2015 menunjukkan bahwa penyakit jantung, stroke, diabetes, TBC juga hipertensi menempati nomor kematian tertinggi dalam Indonesia. Penyakit yang dimaksud termasuk di penyakit degeneratif.

Penyebab utamanya adalah paparan radikal bebas dari atau kemudian makanan/minuman dengan indeks glikemik tinggi sehingga menyebabkan hiperglikemia/hiperinsulinemia yang digunakan mengakibatkan terjadinya sindrom metabolic, yaitu awal timbulnya penyakit degeneratif.

Sebagai bentuk upaya sumbangan mengurangi penyakit degeneratif tersebut, termasuk penyakit gula juga obesitas, telah terjadi lahir perubahan terbaru yaitu gula penangkal radikal rendah glikemik pertama di Indonesia dengan materi dasar 100% tebu alami, kaya makro dan juga mikro nutrisi yang dimaksud sangat diperlukan untuk kesehatan juga kebugaran tubuh.

Inovasi gula radikal bebas ini diketahui hadir dalam akhir November 2022 berikutnya di bawah naungan PT NIAGA AMANAH SESAMA (NAS) serta berpusat di dalam Jember, Jawa Timur.

“Dalam gula yang dimaksud mengandung penangkal radikal ini banyak sekali manfaat, ada triple power protection, yang digunakan pertama adalah proteksi penangkal radikal untuk menetralisir radikal bebas, kedua proteksi polifenol untuk Low Glycemic Index (LGI) dan juga Ketiga adalah proteksi zat mikronutrien maupun makronutrien untuk meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga memproduksi badan segar serta bugar juga mampu mengurangi penyakit degeneratif,” kata dr. Hudza Rabbani., MBA.

“Low Glycemic Index (LGI) itu adalah nilai indeks yang mana terdapat di makanan itu menjadikan serangkaian penyerapan makanan untuk diubah berubah menjadi gula darah bermetamorfosis menjadi lebih tinggi lambat, sehingga mengurangi terjadinya peningkatan/lonjakan kadar gula di darah atau sugar spike,” sambungnya.

Agar terus-menerus sehat, bugar kemudian terhindar dari penyakit degeneratif, tubuh membutuhkan ketercukupan penangkal radikal harian. Gula pencegah oksidasi “triple power protection” dengan rasa manis alami tebu ini, menjawab permintaan kesegaran tanpa mengorbankan nikmatnya rasa manis.

Baca juga:  Dear Jemaah Haji, Ini adalah 10 Tips Cegah Mabuk Lingkungan selama Penerbangan

Lanny Lingga Ph.d, manusia praktisi naturopati lalu dietitian mengutarakan pada bukunya “The Healing Power of Antioxidant”, bahwa kecukupan pencegah oksidasi ini tak hanya saja melindungi tubuh dari serangan radikal bebas, namun beberapa diantaranya juga dapat membantu menyembuhkan penyakit.

Produk pelopor gula pencegah oksidasi ini dikenal dengan merek Logilife, diformulasikan oleh Joko Budi Wiryono selaku Direktur PT GEN yang digunakan memproduksi gula antioksidan, sementara Kurniawan Subiakto sebagai direktur PT. NAS – Logilife.

Untuk menjamin keamanan juga kualitas, pada bulan Februari 2023 komoditas ini telah lama diuji komposisi antioksidannya di dalam laboratorium BRIN dengan hasil aktivitas penangkal radikal sangat kuat kemudian pada Mei 2023 uji pada Laboratorium Departemen Bidang Studi kemudian Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan IPB dengan hasil masuk kriteria sebagai pangan Low Glycemic Index (LGI).

Produk Gula Antioksidan ini juga telah lama bersertifikasi BPOM dan juga Sertifikasi Halal MUI, menyebabkan Logilife Antioxidant Cane Sugar semakin dipercaya bermetamorfosis menjadi solusi gula sehat walafiat untuk keluarga Negara Indonesia sesuai motto Logilife dan juga semakin dikenal dengan tagar “Nikmati manis tanpa cemas”.

Artikel ini disadur dari Inovasi Gula Antioksidan Pertama di Indonesia yang Low Glycemic Index

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *