NEW YORK – Spekulan Bitcoin bersiap menghadapi kemungkinan volatilitas lingkungan ekonomi nyata setelahnya Hari pemilihan raya di dalam Amerika Serikat.
Pengukur fluktuasi tersirat selama 30 hari di aset digital terbesar sudah pernah mencapai level tertinggi sejak kemerosotan pangsa global mengguncang penanam modal pada bulan Agustus.
Indeks yang mana disusun oleh CF Benchmarks Ltd. ini berasal dari nilai tukar opsi Bitcoin CME Group, laporan Bloomberg menjelaskan lebih tinggi lanjut.
Pasar opsi juga memberi sinyal pergerakan yang dimaksud diharapkan sekitar 8 persen di dalam kedua arah pada hari pasca pemungutan suara, dibandingkan dengan pergerakan biasanya sebesar 2 persen naik atau turun pada hari normal, kata Caroline Mauron, salah satu pendiri Orbit Markets, penyedia likuiditas untuk perdagangan derivatif kripto.
“Tidak ada premi volatilitas signifikan yang dimaksud diperhitungkan pasca 7 November, yang menunjukkan pangsa mengharapkan penyelesaian yang mana cukup cepat,” Mauron menambahkan.
“Ini mungkin saja terbukti optimis, mengingat betapa ketatnya persaingan yang digunakan ditunjukkan oleh jajak pendapat.”
Persaingan antara calon presiden dari Partai Republik Donald Trump kemudian pesaingnya dari Partai Demokrat Wakil Presiden Kamala Harris semakin sengit, menimbulkan para penanam modal dari beragam kelas aset bersiap menghadapi gejolak pasar.
Selama masa kampanye, Trump mengambil sikap yang sangat pro-kripto, sementara Harris, dengan pendekatan yang terukur, berjanji untuk menyokong kerangka regulasi untuk aset digital.
Kedua sikap yang disebutkan membangkitkan optimisme pada komunitas kripto mengingat kontrasnya dengan tindakan keras sektor di bawah Presiden Joe Biden. Namun, dukungan ketat Trump terhadap sektor yang disebutkan mengubah Bitcoin berubah jadi salah satu dari banyak perdagangan Trump.
Artikel ini disadur dari Pemilu AS Bakal Ubah Nilai Bitcoin dan Aset Digital
Post Views: 4