Thailand Umumkan Penemuan Residu Kimia pada Anggur Shine Muscat, Hal ini Dampaknya bagi Aspek Kesehatan

BANGKOK Thailand mengumumkan penemuan residu kimia berbahaya pada anggur shine muscat yang tersebut menyebabkan takut konsumen. Buah tanpa biji ini diimpor dari China juga mengandung komponen kimia akibat pengaplikasian pestisida.

Setidaknya ditemukan 50 jenis residu kimia ke Thailand yang melebihi ambang batas aman. Dilansir dari The Nation, Selasa (29/10/2024), dari 24 sampel, hanya saja sembilan sampel yang dimaksud dapat diidentifikasi dengan syarat negaranya yakni China, sedangkan sisanya tidak ada mempunyai informasi asal.

Satu sampel anggur yang dimaksud mengandung klorpirifos, substansi kimia berbahaya (tipe empat), yang mana dilarang. Sebanyak 22 sampel sisanya mengandung 14 jenis residu beracun yang tersebut melebihi batas standar.

Temuan ini juga menunjukkan bahwa ada 22 material kimia tiada tercantum pada peraturan zat berbahaya Thailand. Termasuk triasulfuron, cyflumetofen, chlorantraniliprole, flonicamid, etoxazole, spirotetramat, juga lainnya.

37 dari 50 zat toksik yang digunakan ditemukan merupakan pestisida sistemik (mencakup 74 persen), yang dimaksud berpotensi bertahan dalam pada jaringan anggur, sehingga sulit untuk dibersihkan.

Dilansir dari Organisasi Kesejahteraan Planet (WHO), pemanfaatan pestisida pada makanan memang benar umum terjadi. Ada lebih tinggi dari 1.000 pestisida yang digunakan digunakan pada seluruh dunia untuk meyakinkan makanan tiada rusak atau hancur akibat hama.

Setiap pestisida juga mempunyai sifat lalu efek toksikologi yang dimaksud berbeda. Sementara itu, Dinas Pertanian kemudian Pangan Pusat Kota Magelang mengungkap makanan yang digunakan mengandung residu pestisida bila dikonsumsi pada jangka panjang akan memunculkan masalah kesehatan.

Pada tingkat ekstrem, residu pestisida dapat menyebabkan kematian. Dalam risiko jangka pendek, residu pestisida dapat menyebabkan sakit perut juga muntah. Adapun keracunan akut akibat residu pestisida adalah paraestesia, tremor, sakit kepala, keletihan, perut mual, kemudian muntah.

Baca juga:  Bahaya Susu Kental Manis pada Anak, Tingkatkan Risiko Stunting lalu Penyakit Tak Menular

Sementara itu, efek keracunan kronis yang tersebut berlangsung akibat konsumsi residu pestisida adalah kecacatan sel-sel hati, ginjal, sistem saraf, sistem imunitas, juga sistem reproduksi.

Lebih lanjut, WHO memperkirakan bahwa sekitar 1 jt keracunan pestisida yang mana bukan disengaja dengan manifestasi parah muncul setiap tahun. Di mana hal ini mampu menyebabkan sekitar 20.000 kematian.

Secara khusus, residu pestisida di rantai nilai pangan merupakan salah satu asal-mula utama toksisitas lalu asal-mula utama penyakit manusia secara global. Menurut FAO (2021), pemanfaatan pestisida meningkat sebesar 36 persen selama periode 2000-2019 di seluruh dunia.

Artikel ini disadur dari Thailand Umumkan Penemuan Residu Kimia pada Anggur Shine Muscat, Ini Dampaknya bagi Kesehatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *