JAKARTA – Memasuki musim hujan, ancaman dengue semakin nyata. Walaupun penyebaran virus dengue pada tempat tropis juga subtropis berjalan sepanjang tahun, namun tingginya curah hujan dapat memengaruhi siklus hidup nyamuk atau tingkat replikasi virus akibat jumlah total hari hujan yang digunakan tinggi umumnya mengupayakan perkembangan nyamuk.
Data Kementerian Kesejahteraan RI mencatat, sampai dengan minggu ke-46 tahun 2024, terdapat 218.356 persoalan hukum dengue ke Indonesia, dengan kematian 1.259 kasus. Sementara itu, perkara dengue dalam Provinsi Sumatera Utara, masuk ke di 10 besar persoalan hukum tertinggi pada Nusantara dengan 7.761 kasus; dan juga 5 area dengan kematian tertinggi sebanyak-banyaknya 52 kasus, pasca Jawa Barat, Jawa Tengah, kemudian Jawa Timur.
Menanggapi hal tersebut, serta mengantisipasi datangnya musim hujan pada penghujung tahun, PT Takeda Innovative Medicines, bekerja serupa dengan Kementerian Kesejahteraan Republik Indonesia, dan juga pemerintah dan juga pemangku kepentingan setempat, kembali mengatur rangkaian acara “Langkah Bersama Cegah DBD” pada 29 November – 1 Desember 2024 dalam Perkotaan Medan.
dr. Ina Agustina Isturini, MKM., Direktur Pencegahan dan juga Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kementerian Aspek Kesehatan RI, menyampaikan apresiasi untuk PT Takeda Innovative Medicines menghadapi komitmen yang digunakan bukan pernah putus pada memerangi dengue pada Indonesia.
“Dengue masih berubah jadi tantangan besar di dalam Indonesia. Pekerjaan rumah (PR) kita masih banyak untuk memberantas dengue dan juga mencapai tujuan sama-sama ‘nol kematian akibat dengue pada tahun 2030’, sebagaimana dicanangkan oleh Badan Aspek Kesehatan Global (World Health Organization/WHO) melalui melalui The Global Strategy for Dengue Prevention and Control 2012-2020 serta A Road Map for Neglected Tropical Diseases (NTDs) 2021-2030. pemerintahan sendiri sudah pernah menetapkan Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025 untuk menekan bilangan bulat kasus. Namun, keberhasilan strategi ini tidak ada semata-mata bergantung pada upaya pemerintah saja, tetapi juga membutuhkan keterlibatan berpartisipasi masyarakat. Langkah-langkah seperti menjaga penerapan 3M Plus yang konsisten, juga melengkapi pengamanan dengan vaksinasi adalah bagian dari pendekatan menyeluruh untuk menghindari dengue. Apalagi ketika ini kita mulai menghadapi musim penghujan, di mana tindakan hukum kejadian dengue biasanya mulai mengalami peningkatan. Untuk itu, kami mengapresiasi upaya yang mana secara terus-menerus diwujudkan oleh Takeda di mengedukasi penduduk seputar bahaya dengue. Kami berharap upaya sama-sama ini dapat menciptakan penduduk semakin teredukasi akan bahaya virus dengue, sehingga tergerak untuk lebih banyak waspada kemudian sama-sama memberantas penyakit yang mana mengancam jiwa ini,” jelasnya.
Mendukung pernyataan yang disampaikan oleh dr. Ina, H. Muhammad Faisal Hasrimy, AP, M.AP., Kepala Dinas Aspek Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, menyoroti tingginya persoalan hukum infeksi dengue pada waktu ini.
“Saat ini kita telah memasuki musim penghujan, pada mana puncaknya akan sejumlah muncul pada bulan November sampai Desember. Hal ini meningkatkan risiko penularan virus dengue secara signifikan. Tahun 2024 Sampai dengan 28 November ini, kami mencatat beberapa 7.994 persoalan hukum dengue di Sumatera Utara dengan 52 kematian. Kasus tertinggi terjadi Kab Karo, Perkotaan Medan, Kab Deliserdang lalu Kab Nias Selatan. Kasus dengue yang disebutkan dapat diperkirakan mengalami peningkatan 100 % terhadap persoalan hukum dengue tahun 2023 (4.687 perkara dengan kematian 24 orang). Dalam upaya menekan bilangan bulat perkara tersebut, kami berkoordinasi dengan pemerintah pusat (Kementerian Aspek Kesehatan RI) untuk melakukan konfirmasi setiap strategi pencegahan dan juga penanggulangan dengue diimplementasikan secara efektif. Kepercayaan ini mencerminkan keselarasan yang digunakan kuat antara pemerintah pusat dan juga wilayah untuk melindungi komunitas dari ancaman dengue,” ujarnya.
Menurut Muhammad Faisal, keberhasilan pada memerangi dengue akan dapat dicapai apabila terjalin kolaborasi yang tersebut kuat antara pemerintah, sektor swasta, juga seluruh lapisan masyarakat.
“Kami akan terus mengingatkan seluruh masyarakat agar bergerak pada pencegahan melalui penerapan 3M Plus yang digunakan konsentris seperti menguras tempat penampungan air, menghentikan tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang barang-barang bekas, dan juga ‘Plus’-nya menjaga dari perkembangbiakan nyamuk. Bisa dengan cara menyumbangkan flora yang tersebut dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela kemudian ventilasi, menggunakan kelambu pada waktu tidur, mengenakan pakaian lengan panjang, lalu lain sebagainya. Pencegahan harus dimulai dari lingkup terkecil, yaitu diri sendiri, keluarga, lalu lingkungan sekitar. Selain itu, warga juga sanggup mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti vaksinasi sebagai bagian dari pendekatan yang tersebut lebih besar komprehensif. Dengan upaya dengan serta kesadaran penduduk yang tersebut tinggi, kami yakin bilangan tindakan hukum dengue di Sumatera Utara dapat ditekan. Mari cegah wabah dengue sebelum menyerang, lantaran pencegahan adalah langkah nyata untuk melindungi keluarga lalu komunitas kita dari ancaman virus dengue,” ungkapnya.
Artikel ini disadur dari Dengue Mengancam di Musim Hujan, Kota Medan Bergerak Cegah DBD