JAKARTA – Penyakit asma pada anak penting berubah menjadi perhatian dikarenakan berkaitan dengan langkah-langkah bertambah kembang mereka. Permasalahan paru-paru akibat peradangan pada bronkus dapat menyebabkan kesulitan bernafas, yang dimaksud dapat mengganggu aktivitas, rutinitas, dan juga kualitas hidup anak.
Menurut Dokter Spesialis Paru Anak Prof. DR. dr. Bambang Supriyatno, Sp.A(K), penyempitan atau pembengkakan bronkus menyebabkan produksi lendir berlebihan lalu kesulitan bernafas. Ciri utama asma adalah batuk, wheezing, sesak napas, kemudian rasa tertekan dalam dada.
Masih berbagai yang dimaksud belum mengerti situasi asma, teristimewa sensitisasi atau serangkaian yang digunakan menghasilkan seseorang berubah jadi sensitif terhadap pencetus asma.
“Sayangnya masih banyak yang dimaksud belum mengerti mengenai keadaan asma, teristimewa sensitisasi atau proses yang dimaksud menimbulkan keadaan seseorang bermetamorfosis menjadi sensitif akan pencetus asma,” kata Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Negara Indonesia (FKUI) tersebut.
“Pada akhirnya asma tak diketahui sejak dini, padahal ini penting,” sambungnya.
Penelitian Yunginger menyebutkan bahwa asma dimulai sejak usia dini dengan insidensi tertinggi pada anak prasekolah (
Artikel ini disadur dari Deteksi Asma Sejak Dini, Skrining PARS Efektif bagi Anak