MOSCOW – Rusia denda Google USD2,5 triliun sebab diduga memblokir propaganda pro Kremlin pada wadah streaming video YouTube. Angka yang disebutkan terus berlipat ganda setiap minggu sesuai hukum Rusia.
Pada tahun 2020, raksasa teknologi berbasis di dalam Amerika Serikat ini awalnya didenda 100.000 rubel (USD1.029,35) setelahnya kalah di tuntutan hukum yang diajukan oleh outlet media Tsargrad kemudian RIA FAN yang digunakan menentang pembatasan pada saluran YouTube mereka.
Denda besar yang dimaksud pertama kali dilaporkan oleh laman berita milik pemerintah RBC pada hari Selasa (29 Oktober) lalu dikatakan bahwa Google sudah pernah melarang media lain pada tahun 2022 akibat mereka itu menggalang invasi Rusia ke negara Ukraina yang tersebut mengakibatkan tambahan sejumlah denda.
Tahun lalu, Google melaporkan pendapatan sebesar USD306 miliar dan juga memberlakukan pembatasan pembuatan akun baru untuk warga Rusia bulan lalu.
Organisasi yang dimaksud juga menonaktifkan akun AdSense yang dimaksud ada di dalam Rusia pada bulan Agustus.
Sejak Maret 2022, iklan daring tidaklah ditampilkan untuk pengguna Google dalam Rusia sebagai bagian dari sanksi yang dimaksud lebih lanjut luas terhadap negara tersebut.
Karena pembatasan tersebut, otoritas Rusia menyita account bank Google lalu memaksa anak perusahaan Rusia dari perusahaan Negeri Paman Sam yang dimaksud untuk mengajukan bangkrut.
Namun, layanan gratis Google, yang meliputi YouTube lalu Search, telah lama beroperasi ke Rusia.
Dalam hasil kuartalan terbaru yang diterbitkan pada Selasa malam, Google mengakui menghadapi permasalahan hukum di dalam Rusia.
Artikel ini disadur dari Dituduh Blokir Propaganda Pro Kremlim, Rusia Denda Google
Post Views: 5