JAKARTA – Kasus wabah Covid-19 ke Singapura dilaporkan terus melonjak hingga nyaris dua kali lipat pada dua pekan terakhir. Kondisi ini berpengaruh pada nomor rawat inap ke negara yang disebutkan yang meningkat.
Menteri Bidang Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengemukakan perkara penyebaran virus Corona dalam negaranya akan mencapai puncak pada dua hingga empat pekan ke depan. Kondisi ini memproduksi warga Indonesia pun khawatir.
Pasalnya, kedudukan Indonesia dan juga Singapura berdekatan sehingga memungkinkan untuk penyebaran virus. Namun, Epidemiologi dari Griffith University, dr. Dicky Budiman mengungkapkan Nusantara masih berada pada sikap yang mana aman.
Hal ini dikarenakan Indonesi mempunyai tingkat populasi muda yang tersebut cukup banyak serta tingkat vaksinasi pandemi Covid-19 pun relatif tinggi.
Foto/Infografis SINDOnews
“Bicara tentang Indonesia, saya mengamati kita berada ke kedudukan yang dimaksud menguntungkan, dengan populasi muda, tingkat vaksinasi yang relatif lebih tinggi yang mana sebelumnya dicapai,” kata Dicky Budiman untuk SINDOnews, Rabu (22/5/2024).
Meski begitu, beberapa wilayah dalam Nusantara yang tersebut kerap didatangi wisatawan luar negeri tentunya harus diwaspadai. Sebab bisa saja mungkin menjadi menyebabkan virus pandemi Covid-19 masuk dan juga menyebar di Indonesia.
“Karena seperti Singapura, beberapa posisi ini juga didatangi wisatawan di luar negara yang mana tentunya juga miliki risiko. Tentunya ini tidak ada bisa jadi dibandingkan dengan situasi ke masa pandemi dengan varian baru pada ketika itu ya,” jelasnya.
Meskipun demikian, Dicky mengungkap bahwa varian wabah Covid-19 terbaru yaitu KP.1, KP.2, lalu KP.3 yang digunakan menyebar dalam Singapura tak mengakibatkan gejala yang parah seperti varian Delta.
Artikel ini disadur dari Kasus Covid-19 di Singapura Ngegas, Epidemiologi Pastikan Indonesia Masih Aman
