Ibukota –
Dalam peringatan serius Hari Kesejahteraan Nasional (HKN) 2024 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menghadirkan seluruh dokter, tenaga medis, pemerintah, dan juga seluruh lapisan komunitas untuk turut juga di upaya sama-sama mengatasi beraneka permasalahan keseimbangan yang mana masih menjadi tantangan besar bagi bangsa.
“Untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang digunakan semakin kompleks ini, dibutuhkan kolaborasi yang dimaksud kuat dari bermacam pihak, diantaranya pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, lalu sektor swasta. Saya juga menghadirkan seluruh anggota IDI kemudian masyarakat luas untuk terus bahu-membahu di upaya meningkatkan derajat kesegaran bangsa,” kata Ketua Umum PB IDI, DR Dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT melalui keterangan pers yang tersebut diterima, Selasa.
Ia menyampaikan bahwa permasalahan kesehatan ke Nusantara sangat kompleks lalu beragam, mulai dari penyakit tak menular seperti penyakit kencing manis juga jantung, hingga penyakit menular seperti tuberkulosis lalu demam berdarah juga penyakit infeksi lainnya.
Selain itu, masih terdapat ketimpangan akses layanan kebugaran antara wilayah perkotaan juga perdesaan, juga kurangnya sumber daya tenaga kesejahteraan yang di wilayah yang membutuhkan.
Disampaikan dr Adib, dari sisi sistem pelayanan kesehatan, walaupun pemerintah sudah menyediakan Pemastian Aspek Kesehatan Nasional (JKN) atau BPJS yang dimaksud sangat membantu akses masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pelayanan, namun bukan semua wilayah terfasilitasi dengan layanan tersebut.
Permasalahan infrastruktur lalu jangkauan menuju area sarana kesegaran masih menjadi kesulitan sehingga sejumlah komunitas bukan bisa saja menggunakan layanan kesehatan.
Dari sisi sekolah terkait dengan sumber daya manusia (SDM) kesehatan, satu aspek yang dimaksud harus didorong adalah bagaimana ketersediaan SDM juga ditunjang oleh ketersediaan fasilitas. Merujuk ketersediaan SDM, maka pemerintah tempat harus meningkatkan kemampuan di tata kelola tenaga kesehatan yang mana telah ada di Undang-Undang otoritas Daerah no 23 tahun 2014.
“Setiap tempat mempunyai permintaan yang dimaksud berbeda, dari situ dapat dibuat assessment lalu rasio terkait keperluan total tenaga kesejahteraan medis dengan total penduduk. Hal ini nantinya akan berimplikasi pada tadi kesulitan sistem pendidikan,” jelas dr Adib.
Sementara mengenai Sistem pembiayaan, beliau menjelaskan bahwa yang dimaksud disediakan oleh pemerintah ketika ini seperti JKN, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan telah cukup bagus. Namun harus didorong bagaimana melindungi mutu pelayanan dengan terus menghitungkan biaya sesuai dengan nilai pelayanan lalu sesuai dengan kebutuhan.
Ia juga mengingatkan sistem pembiayaan lainnya yang digunakan perlu diperhatikan adalah apresiasi untuk para tenaga kesehatan. Dalam hal ini, PB IDI sudah menyusun panduan remunerasi dokter tahun 2024 berdasarkan pekerjaan profesi yang dilakukan.
Selain itu, ada permasalahan insentif para dokter kemudian tenaga keseimbangan yang digunakan bertugas pada area serta khususnya wilayah terpencil dalam mana keberadaan dokter masih bermetamorfosis menjadi sebuah kelangkaan.
“Kami berharap pada hal ini, pemerintah pusat juga wilayah mampu memberikan jaminan keamanan, keselamatan, juga kesejahteraan bagi para dokter yang dimaksud bertugas di wilayah terpencil. Apresiasi dari area masih belum merata padahal biaya permintaan ekonomi di dalam setiap tempat berbeda,” tegasnya.
Ia juga menyoroti minimnya jaminan keamanan, keselamatan, dan juga kesejahteraan dari pemerintah area terhadap para dokter sehingga dapat menyebabkan ketimpangan keadilan dokter di dalam wilayah yang digunakan membutuhkan.
“Dengan semangat kolaborasi, kami yakin dapat mengatasi bervariasi tantangan kesegaran dan juga mewujudkan Tanah Air yang tersebut lebih lanjut sehat,” demikian dikatakan olehnya.
Diperingati setiap tahun pada tanggal 12 November, Hari Aspek Kesehatan Nasional (HKN) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga terhadap isu-isu kesehatan serta memasarkan gaya hidup sehat. Tema HKN 2024 kali ini adalah “Gerak Bersama, Optimal Bersama”.
Artikel ini disadur dari PB IDI ajak bersatu atasi tantangan kesehatan bangsa