Sejarah Claressa Shields , sang juara globus tinju wanita kelas berat yang sulit ditaklukkan. Claressa Shields belum memutuskan apakah ia akan permanen bertahan di dalam divisi kelas berat meskipun ia mencatatkan kemenangan KO pada ronde kedua yang digunakan eksplosif menghadapi juara bumi kelas berat wanita WBC, Vanessa Lepage-Joanisse.
Claressa Shields (15-0, 3 KO) kembali mencetak sejarah pada Hari Sabtu di malam hari kemudian di Little Caesars Arena, Detroit, ketika pemegang peringkat juara planet kelas menengah yang tersebut tak terbantahkan ini naik dua kelas untuk melengserkan juara planet kelas berat wanita WBC, Lepage-Joanisse (7-2, 2 KO) dari Kanada. Shields juga merebut gelar kejuaraan juara dunia kelas berat ringan WBO yang mana masih lowong.
”Anda miliki begitu banyak juara planet dalam kelas berat, namun saya adalah sapi perahnya,” kata Shields. ”Di mana pun saya berkampanye, saya dapat menemukan pertarungan. Saya akan berbicara dengan tim saya serta memutuskan apakah kami akan turun dan juga mempertahankan peringkat kelas menengah saya atau bertahan pada kelas berat lalu mengejar lebih lanjut banyak gelar kejuaraan juara dunia,”lanjutnya.
Shields, peraih medali emas Olimpiade pada tahun 2012 juga 2016, hanya sekali membutuhkan dua ronde untuk membuktikan mengapa ia dianggap sebagai petarung wanita terbaik yang dimaksud pernah ada ketika menghadapi Lepage-Joanisse, sang juara bertahan WBC dari Quebec, Kanada. Sebuah hook kiri pada ronde pembuka menjatuhkan sang juara ke menghadapi kanvas, yang menggerakkan Shields untuk melegakan rangkaian serangan keras untuk menyelesaikan ronde tersebut.
Shields melanjutkan serangannya pada ronde kedua, pada waktu ia kembali menjatuhkan Lepage-Joanisse dengan pukulan kanannya. Ia memaksa sebuah penyelesaian pasca menjatuhkan lawannya ke berhadapan dengan kanvas untuk ketiga kalinya. ”Saya mengamati pojok ringnya berdiri setelahnya knockdown itu,” kata Shields. ”Pertarungan berakhir, namun saya kira wasit ingin saya melontarkan satu pukulan kanan lagi untuk menjatuhkannya. Saya menjatuhkannya tiga kali. ‘GWOAT’ kekal bertahan.”
”Saya semata-mata memukulnya dengan dua pukulan pada ronde pertama, kemudian saya teringat sebuah hook mengenai dirinya, lalu saya berkata, ‘Ketahuilah, saya tahu saya sangat kuat ke sasana, namun saya sangat kuat di malam hari ini. Mungkin saya dapat bertahan ke divisi heavyweight jikalau saya dapat sekuat ini dalam di ring.”
Shields kembali ke di ring untuk pertama kalinya di waktu lebih banyak dari satu tahun, ketika ia berhasil mempertahankan empat gelar kejuaraan kelas menengah miliknya pada waktu menghadapi Maricela Cornejo. Petarung dengan syarat Michigan ini meraih kemenangan mutlak berhadapan dengan Cornejo.
Artikel ini disadur dari Sejarah Besar Claressa Shields sang Juara Dunia Kelas Berat